Laluaku# Mie Instan

Wajah mu merona bak kepiting rebus
bukan karna tersipu malu,
tapi menahan marah katamu.

Malam, sebelum kamu pulang
aku sengaja masak mie instan extra pedas.
ku lahap habis sembari terisak- isak

Belum selesai aku terisak,
pintu terbuka kamu pulang lebih cepat dari biasanya "sial" seruku di hati
KAMU KENAPA ?? teriak mu tiba-tiba panik melihat tisu berserakan
dan bulir-bulir  di wajah ku yang merah,

Aku...
belum ku selesaikan kalimat lanjutan
kamu lekas beranjak ke dapur mengambil segelas air "nih minum"

Kamu mengulang pertanyaan dengan lebih lembut
"kamu kenapa ko nangis ? sedih ? "
agak ragu karna jawaban ku akan membuat mu murka ,ku putuskan untuk mengeleng lemah,

Tapi bukan kamu jika gampang menyerah.
"aku makan mie instan extra pedas dan kepedesan " jawabku pasrah.
benar saja kamu diam menahan kesal.

Kamu beranjak pergi ke kamar tanpa kata penutup
aah... mie sialan berakhir patal keluhku dalam hati,
"Kamu Marah....." teriak ku dari ruang tv
tak ada jawaban dari mahluk di dalam sana seolah aku si gila yang bicara sendiri.

Baiklah aku menyusul karna merasa bersalah
kamu hanya diam saja seperti patung , tapi bukan,
ku dekati dan ku bantu kamu melepaskan kancing kemeja berharap kamu membuka suara nyatanya tak juga jua.

"Kamu marah sama hal sepele " tanyaku pelan.
"bukan karna mie nya yang sepele aku marah , tapi berapa banyak sambel yang kamu masukin sampe muka merah dan nangis gitu, perlu aku jelasin berulang-ulang lagi apa efeknya " tanya mu ,

"Aku ga sayang sama mie nya , tapi aku  ga mau perempuan yang udah aku sayang -sayang , tengah malam nangis-nangis kesakitan dan harus masuk IGD lagi .

"maaf" ucapku benar-benar menyesali lakuku hari ini.

kamu tarik aku masuk ke peluk dada mu "Jangan gitu lagi ya kasian badan nya, kasian kamu kalau harus sakit lagi ga tahan aku lihat nya."

ku rentangkan tangaku isyarat aku ingin peluk, kamu sambut dengan hangat ,
peluk mu sangat erat tapi tidak buat aku sesak.





Comments

Popular posts from this blog

Ketidaktauan